JAKARTA - Dunia penerbangan di Indonesia nampaknya masih akan terus cerah tahun 2013 nanti. Bahkan, Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan, analisa International Air Transport Association atau IATA memprediksi Indonesia akan menjadi pasar terbesar kesembilan di dunia untuk penerbangan domestik pada 2014 nanti. Selain itu, Indonesia juga diprediksi menjadi pasar dengan pertumbuhan tercepat keenam di dunia untuk penerbangan internasional.
Seksinya penerbangan di Indonesia disebabkan karena Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang dipisahkan oleh lautan. Indahnya alam Indonesia membuat banyak orang bepergian untuk berwisata.
Kementerian Perhubungan juga mengatakan pasar penerbangan nasional masih terus tumbuh sekitar 15-20 persen per tahun, seiring pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata 6 persen setahun. Pada Semester I/2012 saja, jumlah penumpang udara sudah bertumbuh 19 persen menjadi 38 juta orang, baik penumpang domestik maupun internasional.
Menggeliatnya permintaan terhadap maskapai ini membuat banyak maskapai terus meramaikan langit Indonesia. Pada tahun 2013 nanti setidaknya ada 2 maskapai baru pesaing Garuda Indonesia yang bergerak dalam penerbangan pelayanan penuh dan eksekutif, terbang di langit Indonesia.
Salah satu maskapai tersebut adalah Batik Air. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menerbitkan surat izin usaha penerbangan (SIUP) bagi maskapai berkonsep full services, Batik Air, pada akhir Agustus 2012 lalu. Maskapai ini adalah milik PT Lion Mentari Airlines. Batik Air ditargetkan akan beroperasi pada Maret 2013.
Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bhakti S Gumay, untuk bisa beroperasi, masih ada satu izin lagi yang harus dipenuhi PT Lion Mentari Airlines. "Mereka harus memiliki air operator certificate (AOC)," ujar Herry beberapa waktu lalu.
Untuk pengajuan AOC harus memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, antara lain Batik Air harus memiliki 10 unit pesawat, lima milik sendiri dan sisanya boleh dari menyewa.
Pihak Lion Air dikabarkan juga telah menyiapkan dua jenis pesawat untuk mengoperasikan Batik Air, yakni Boeing 737-900 ER dan 787 Dreamliner.
Maskapai kedua yang akan ikut meramaikan penerbangan Indonesia adalah Nam Air. Nam Air adalah anak usaha PT Sriwijaya Air yang akan bergerak dalam bisnis penerbangan layanan penuh (full service) berjadwal. Menurut Presiden Direktur Sriwijaya Air Chandra Lie, Nam Air merupakan unit bisnis strategis untuk melayani rute domestik tertentu.
"Kami tengah mengurus Surat Izin Usaha Penerbangan (SIUP) untuk Nam Air," ungkapnya beberapa waktu lalu.
Nam Air ditargetkan mulai beroperasi pada 2013. Maskapai ini mengoperasikan rencananya akan mengoperasikan 20 pesawat buatan Embraer asal Brasil seharga USD 20 juta per unit untuk melayani rute domestik. Namun, Nam Air ternyata masih menghadapi kendala teknis. Menurut Chandra, hambatan terbesar ialah terbatasnya operator pesawat buatan Embraer di Indonesia.
Hingga saat ini belum ada maskapai penerbangan Indonesia yang menggunakan pesawat buatan Brasil itu. "Karena itu, kru kami tengah menjalani pendidikan di Brasil. Untuk tahap awal, jika memungkinkan Nam Air akan melayani penerbangan internasional," katanya.
Seksinya penerbangan di Indonesia disebabkan karena Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang dipisahkan oleh lautan. Indahnya alam Indonesia membuat banyak orang bepergian untuk berwisata.
Kementerian Perhubungan juga mengatakan pasar penerbangan nasional masih terus tumbuh sekitar 15-20 persen per tahun, seiring pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata 6 persen setahun. Pada Semester I/2012 saja, jumlah penumpang udara sudah bertumbuh 19 persen menjadi 38 juta orang, baik penumpang domestik maupun internasional.
Menggeliatnya permintaan terhadap maskapai ini membuat banyak maskapai terus meramaikan langit Indonesia. Pada tahun 2013 nanti setidaknya ada 2 maskapai baru pesaing Garuda Indonesia yang bergerak dalam penerbangan pelayanan penuh dan eksekutif, terbang di langit Indonesia.
Salah satu maskapai tersebut adalah Batik Air. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menerbitkan surat izin usaha penerbangan (SIUP) bagi maskapai berkonsep full services, Batik Air, pada akhir Agustus 2012 lalu. Maskapai ini adalah milik PT Lion Mentari Airlines. Batik Air ditargetkan akan beroperasi pada Maret 2013.
Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bhakti S Gumay, untuk bisa beroperasi, masih ada satu izin lagi yang harus dipenuhi PT Lion Mentari Airlines. "Mereka harus memiliki air operator certificate (AOC)," ujar Herry beberapa waktu lalu.
Untuk pengajuan AOC harus memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, antara lain Batik Air harus memiliki 10 unit pesawat, lima milik sendiri dan sisanya boleh dari menyewa.
Pihak Lion Air dikabarkan juga telah menyiapkan dua jenis pesawat untuk mengoperasikan Batik Air, yakni Boeing 737-900 ER dan 787 Dreamliner.
Maskapai kedua yang akan ikut meramaikan penerbangan Indonesia adalah Nam Air. Nam Air adalah anak usaha PT Sriwijaya Air yang akan bergerak dalam bisnis penerbangan layanan penuh (full service) berjadwal. Menurut Presiden Direktur Sriwijaya Air Chandra Lie, Nam Air merupakan unit bisnis strategis untuk melayani rute domestik tertentu.
"Kami tengah mengurus Surat Izin Usaha Penerbangan (SIUP) untuk Nam Air," ungkapnya beberapa waktu lalu.
Nam Air ditargetkan mulai beroperasi pada 2013. Maskapai ini mengoperasikan rencananya akan mengoperasikan 20 pesawat buatan Embraer asal Brasil seharga USD 20 juta per unit untuk melayani rute domestik. Namun, Nam Air ternyata masih menghadapi kendala teknis. Menurut Chandra, hambatan terbesar ialah terbatasnya operator pesawat buatan Embraer di Indonesia.
Hingga saat ini belum ada maskapai penerbangan Indonesia yang menggunakan pesawat buatan Brasil itu. "Karena itu, kru kami tengah menjalani pendidikan di Brasil. Untuk tahap awal, jika memungkinkan Nam Air akan melayani penerbangan internasional," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar