Sabtu, 12 Januari 2013

Wajah Baru Mandala Airlines


Mandala Airlines
Mandala Airlines kembali beroperasi pada April 2012. Kini, maskapai penerbangan nasional tersebut bertekad menjadi yang terdepan di kategori maskapai bertarif rendah.
Mandala Airlines dinyatakan berhenti beroperasi pada tanggal 12 januari 2011 karena dirundung masalah finansial. Restrukturisasi di tubuh perusahaan otomatis tak terhindari. Salah satunya dengan mengganti kepemilikan saham. Perusahaan investasi papan atas, Saratoga Capital, masuk sebagai pemegang saham mayoritas sebesar 51%, diikuti oleh perusahaan maskapai penerbangan asal Singapura, Tiger Airways, sebesar 33%. Sisa saham dimiliki oleh pemegang saham lama dan para kreditor.
Kini Mandala tengah fokus menambah rute-rute penerbangan baru, yang empat diantaranya akan aktif beroperasi pada 1 Desember 2012. Hingga saat ini, sebagai mitra Tiger Airways, jangkauan penerbangan Mandala mencapai lebih dari 30 tujuan di 12 negara di Asia Pasifik.
Jumat (9/11) lalu Wego berkesempatan untuk berbincang dengan Brata Rafly, Direktur Komersial Mandala Airlines, di sebuah kedai kopi di Jakarta. Brata, yang sebelumnya menjabat sebagai Director Sales and Chief Representative untuk Indonesia Timur di Intel Corporation, antusias menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan kepadanya. Berikut perbincangan Wego dengan Brata Rafly.
Brata Rafly
Brata Rafly, Direktur Komersial Mandala Airlines
Usai dirundung masalah, terjadi perombakan besar-besaran di tubuh Mandala Airlines. Perubahan apa saja yang terjadi, dan inovasi apa yang dapat diharapkan dari Mandala Airlines saat ini?
Brata: Di jajaran manajemen, Paul Rombeek, yang sebelumnya bagian dari Air France – KLM, diangkat sebagai Presiden Direktur Mandala yang baru. Sementara saya ditunjuk sebagai Direktur Komersial, karena melihat saya dapat menangani sisi consumer market di Indonesia. Kami memiliki dua investor kuat. Pertama, Saratoga Capital, sebuah private investment company yang didirikan oleh Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno. Kedua adalah Tiger Airways, salah satu maskapai incumbentyang berbasis di Singapura, yang juga merupakan bagian dari Singapore Airlines. Jadi dari sisi keamanan dan ketepatan waktu penerbangan, semua berstandar internasional.
Kami akan menambah beberapa rute penerbangan baru yang mulai aktif bulan Desember, diantaranya Jakarta-Padang, Padang-Singapura, Singapura-Denpasar, dan Denpasar-Surabaya. Sementara di bulan Januari rute-rute baru meliputi Jakarta-Surabaya, Surabaya-Kuala Lumpur, dan Surabaya Singapura. Mandala adalah satu-satunya maskapai di Indonesia yang memiliki rute Padang-Singapura. Untuk rute baru ini kami sudah melakukan konferensi pers, dan sowan ke Pak Gubernur (Sumatera Barat —red). Excited sekali! Masih banyak yang belum digarap di Padang, semoga dengan terhubungnya Padang dengan dua kota internasional, Jakarta dan Singapura, dapat membantu meningkatkan potensi turisme di Padang.
Sebelumnya, Brata sempat bercerita bahwa belum lama ini ia mengunjungi kota Bukittinggi di Sumatera Barat, untuk pertama kalinya. Rupanya, kota yang ikonik dengan landmark Jam Gadang ini adalah kampung halamannya.
Wego lantas bertanya, apakah pengadaan rute Padang-Singapura ini ada hubungannya dengan faktor sentimental dirinya dengan kota tersebut? Brata spontan tertawa, sejurus kemudian menjawab, “Tidak ada hubungannya, kebetulan saja. Bukittinggi dan Padang terkenal dengan wisata alam, songket, dan kulinernya. Rendang sendiri terpilih sebagai makanan terenak nomor 1 versi pembaca CNN Go. Jadi kalau di Indonesia bagian tengah ada Bali, kenapa kita tidak merepresentasikan bagian barat dengan Padang?”
Selain Indonesia Barat dengan rute dari dan ke Padang, apakah Mandala akan menambah rute penerbangan dari dan ke Indonesia Timur?
Brata: Setiap rencana yang dibuat harus strategis, (menggarap —red) pasar-pasar yang potensial lebih dahulu. Mendatangnya kami bisa sangat agresif. Sekarang kami punya tiga pesawat, dan baru membeli dua pesawat. Targetnya, di tahun 2015 kami akan punya 25 pesawat.
Dengan manajemen yang baru, apa yang menjadi fokus Mandala saat ini?
Brata: Kami juga punya konsep baru. Jika dulu konsep Mandala adalah full service airlines,sekarang konsepnya kami  atau maskapai penerbangan murah. Bagaimana konsumen kami tidak perlu lagi membeli tiket mahal, tapi tetap bisa mengharapkan tingkat keamanan, ketepatan waktu, dan kenyaman yang tinggi. Just because you’re paying low, it doesn’t mean you should lower your expectation.
Just because you’re paying low cost, it doesn’t mean you should lower your expectation.
Pasar seperti apa yang menjadi target utama Mandala?
Brata: Kami ingin meng-grab pasar kelas menengah yang pertumbuhannya sedang tinggi. Kami tidak menyasar konsumen berdasarkan usia (demografis) atau lokasi (geografis), tapi lebih pada mindset (psikografis). Target kami adalah youth (muda), atau youth-minded (berjiwa muda). Those who like to travel, spontaneous, and adventurous. 
Saat ini misalnya, salah satu harga tiket penerbangan Mandala sebesar Rp 200.000. Itu bisa-bisa lebih murah daripada ongkos taksi ke bandara, atau sekali hangout di Skye atau Dragonfly. Kami ingin menarik minat anak muda untuk melihat potensi wisata Indonesia. Just enjoy, just grab opportunity to see our region. Target kita ke depannya agar traveling ke luar kota tak  lagi dirasa sulit, karena itu bisa dilakukan di akhir pekan.
Brata lebih lanjut menjelaskan bahwa Mandala telah menyiapkan beberapa penawaran menarik bagi para konsumen hingga penghujung tahun ini. Salah satunya adalah promo tiket Rp 100 yang resmi diluncurkan pada Senin 12 November. Mandala meluncurkan promo tiket Rp 100 ke beberapa rute pilihan dengan periode penerbangan 1 Desember 2012 – 7 Februari 2013.
Brata sendiri mengaku jarang memiliki kesempatan untuk berlibur. “Saya biasanya hanya melakukan business trip, which is pretty sad. Saya ingin, penawaran-penawaran seperti ini dapat mendorong orang-orang untuk menciptakan liburannya sendiri, ataupun mereka yang sebelumnya tak terbiasa dengan konsep ‘unplanned trip‘.” Hingga penghujung tahun ini, masih ada beberapa penawaran menarik lain yang akan diluncurkan secara bertahap.
Memiliki latar belakang dan pengalaman kerja di perusahaan IT, bagaimana strategionline Mandala di bawah kepemimpinan Anda saat ini?
Brata: Perusahaan low cost carrier pada akhirnya sangat bergantung dengan (strategi —red) online. Dari situlah kami dapat mendorong pertumbuhan konsumen. Selain itu, lebih manageable. Kerjasama dengan Wego Indonesia termasuk langkah strategis kami. Tujuannya untuk menggabungkan audiens Mandala dan Wego, yang sama-sama senang traveling, agar bisa mendapatkan servis dan promo terbaik.
Sampai saat ini pemesanan tiket Mandala diarahkan ke situs Tiger Airways. Apakah ini hanya sementara atau untuk seterusnya?
Brata: Dari sisi operasional, kami serahkan semua ke Tiger Airways yang memang sudah profesional. Dengan bergabung dengan Tiger Airways, kami punya lebih dari 30 destinasi dan lebih dari 12 negara. Biar tidak pusing, diurus di satu booking engine saja. Namun konsumen tetap bisa melakukan pencarian di situs Mandala.
We’re new, we’re very agressive to grow to be the best airline in the region
Hampir seluruh perusahaan kini memanfaatkan social media untuk menggaet dan berinteraksi dengan konsumennya. Bagaimana dengan Mandala sendiri?
Brata: Kami punya Fan-page Mandala dan Tiger Airways di Facebook dan akun Twitter Mandala. Kami baru beroperasi kembali pada April lalu, jadi saat ini masih menggodok strategi online ke arah yang lebih baik lagi.
Jika diminta mendeskripsikan citra baru Mandala ke dalam satu kalimat, apa yang akan Anda sampaikan?
Brata: We’re new, we’re very agressive to grow to be the best airline in the region yang mengutamakan keselamatan  dan ketepatan waktu dengan standar tinggi karena didukung oleh perusahaan penerbangan multinasional, sehingga dapat memberikan kenyamanan dan pengalaman yang baik bagi penumpang hingga tiba di destinasi.
***
Tak terasa perbincangan Wego dengan Direktur Komersial Mandala Airlines tersebut telah bergulir selama 60 menit. Brata kembali menegaskan bahwa Mandala saat ini dapat disimpulkan menjadi tiga kata kunci, yakni keselamatan, ketepatan waktu, dan harga rendah. Karena menurutnya, kini konsumen punya kuasa untuk memiliki ekspektasi tinggi pada maskapai berharga rendah.
Brata, yang sepanjang orbolan tampak begitu antusias, menutup obrolan dengan mengaku bahwa ia bersama timnya berambisi menjadikan Mandala sebagai maskapai bertarif rendah terbaik di kawasan Asia Pasifik, terutama Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar